Halaman

Kamis, 13 Oktober 2011

Angka Sakti: 1 Oktober


Oleh Kadiman Pakpahan, Ir., MM
Kehidupan masyarakat sering dihantui dengan berbagai kejadia, ada yang bernilai positif, bahkan tidak jarang berkonotasi negatif. Dalam perjalanan perjuangan bangsa ini diharapkan dengan pasang surut suka dukanya kegagalan demi kegagalan.
Aranh yang ingin dicapai para pendiri bangsa ini tentunya hari demi hari seyogyanya semakin jelas. Para pejuang kemerdekaan sudah mengorbankan segalanya demi sebuah negara yang adil dan makmur.
Pembangunan yang berhasil dan bermanfaat bagi rakyat tidak bisa dipisahkan dari kemampuan para pengelolanya menciptakan suatu sistem yang saling bersinergi. Aspek ekonomi, hukum, ideologi, sosial, pendidikan, infrastruktur dll merupakan suatu sistem yang terorganisir secara sistematis, terencana dan terarah. Para pengamat sudah terlalu sering memperingatkan semua lapisan masyarakat khususnya pemerintah, bahwa NKRI ini hampir masuk ke zona negara gagal. Memang masih sulit kita buktikan, apakah bangsa ini sudah gagal.
Paling tidak, ada beberapa indikator awal yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengukur soal kegagalan negara ini, antara lain; ketidakseriusan semua lapisan masyarakat untuk menghayati dan mengamalkan Ideologi bangsanya, jumlah masyarakat miskin yang masih relatif tinggi, kesenjangan sosial yang sangat tinggi, pelayanan hukum yang tebang pilih, perlindungan hak azasi manusia yang masih minim, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang kurang manusiawi, maraknya para mafia, kaum perampok berdasi dan koruptor menjadi penentu arah perjuangan bangsanya, eksploitasi SDA yang tidak berkelanjutan.
Selanjutnya, apa yang dapat kita perbuat agar bangsa ini tidak terjerumus kejurang kegagalan? Ternyata, salah satu sumber ketidakberdayaan bangsa ini adalah hancurnya nilai-nilai moral sebagian basar elemen bangsa. Padahal moral harus menjadi filter utama untuk menyaring berbagai persoalan dan godaan nafsu duniawi.
Akhir-akhir ini muncul kerinduan dari berbagai elemen bangsa agar Pancasila tetap mendapat tempat utama dan paling hakiki sebagai sumber nilai-nilai moral berbangsa dan bernegara. Kita harus sadar betul bahwa doktirn yang terkandung dalam sila-sila Ideologi Pancasila memiliki nilai yang sangat sakral dan menyangkut kehidupan duniawi dan akhirat.
Apakah kita mau dan mampu menobatkan 1 Oktober  tahun ini menjadi tanggal sejarah baru sebagai awal Kesaktian Pancasila yang sejati? Selama ini 1 Oktober hanya diperingati tidak lebih sebagai basa-basi. Padahal jauh lebih bermanfaat jika dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata sakti janganlah dijadikan sebagai alat penawar berbagai persoalan bangsa. Sebab nilai mistis yang terkandung dalam Pancasila bukanlah kesaktian duniawi saja; tetapi menjadi sumber pelekat elemen bangsa, alat perjuangan, penentu berhasil tidaknya pengelolaan NKRI dan penentu masa depan bangsa.
Pancasila bukanlah sekedar untuk diucapkan tetapi harus menjadi cara dan jalan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hai Pancasila bangunlah dan tujukanlah kesaktianmu untuk menghancurkan para pengkhianat bangsa ini.  

Tidak ada komentar: